Seni Sastra adalah
Kali ini saya ingin berbagi
pengetahuan tentang apasih seni sastra, rangkuman ini saya tujukan
sebenarnya untuk diri saya sendiri dan semoga bermanfaat untuk para
pembaca sekalian
SENI SASTRA
Sastra tulis adalah produk masyarakat
tulis, yang lahir setelah masyarkat itu mengenal tulisan, kemudian
teknologi percetakan.Di samping sebagai sastra lisan, Sastra Betawi juga
mengenal sastra tulisan yang dihasilkan oleh sejumlah penulis sejak
abad ke-19 sampai hari. Di masa lalu kita mengenal para pengarang
hikayat dari Pecenongan, Jakartata Pusat, yang bernama Sapirin bin Usman
al-Fadil dan Muhammad Bakir yang aktif menulis naskah hikayat pada
paruh kedua abad ke-19. Sementara Ahmad Beramka, putra Sapirin, baru
menulis naskah di awal abad ke-20. Naskah karangan Sapirin bin Usman
al-Fadil antara lain Hikayat Nahkoda Asyik dan salah satu karangan
Muhammad Bakir yang terkenal adalah Hikayat Merpati Mas.
Sementara pengarang Betawi yang
menulis cerita dalam sastra cetak di sekitar masa kemerdekaan adalah M.
Balfas, kemudian ada S.M. Ardan dan Firman Muntaco. Mereka menulis
cerita tentang masyarakat Betawi dan kehidupan sehari-hari dalam dua
bahasa sekaligus, bahasa Indonesia dan Bahasa Betawi. Balfas menerbitkan
kumpulan cerita Lingkaran-lingkaran Retak (1952), S.M. Ardan
mengumpulkan ceritanya dalam Terang Bulan Terang di Kali (1955) dan
novelet Nyai Dasima (1965), yang kemudian diterbitkan ulang oleh
penerbit Masup Jakarta (2007), dan Firman Muntaco menerbitkan dua seri
Gambang Jakarta. Di samping itu ada juga penulis yang bukan orang Betawi
tetapi menulis cerita dengan dialek Betawi seperti Aman Datuk Madjoindo
dengan cerita Si Dul Anak Betawi (1936).
Mereka menulis karya sastra yang bisa
digolongan ke dalam khazanah sastra Indonesia modern dan bukan tidak
mungkin mengambil inspirasi dari sastra lisan yang masih berkembang dan
pernah mereka nikmati. Berikut ini adalah jenis-jenis sastra lisan
Betawi yang dikenal:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar